KENANGAN DI MASA
KECIL
Wahai anakku, tidakkah kalian
ingat kenangan-kenangan kita di masa yang silam, saat kalian masih anak-anak??
Tidakkah kalian ingat kenangan kita tentang Macdonald (MD)?? Mungkin bisa kita
hitung dengan jari, berapa kali dalam setahun kita bisa menikmati kelezatan
ayam dari negeri paman Syam itu, satu, dua, atau mungkin tiga kali dalam
setahun kita memasuki tempat itu. Mamah dan Bapak bukannya alergi dengan
makanan yang kata orang berasal dari kaum kafir, kalian pasti tahu, jangankan
untuk makan di MD, untuk makan dengan telurpun kita harus berfikir terlebih dulu.
Dan apakah kalian ingat ketika kita mampu membelinya?? Sebelum berangkat, Mamah
harus siapkan kantong plastik atau tempat bekas es krim untuk membawa nasi agar
kalian merasa kenyang karena kita hanya membeli 3 potong ayam untuk dimakan
bersama, itupun hanya daging sayap. Tidakkah kalian tahu, ketika mamah
mengatakan bahwa mamah sudah kenyang, perut mamah sebenarnya masih keroncongan,
atau apakah kalian sadar bahwa ketika Bapak bilang bapak sudah kenyang, dia
sebenarnya belum makan dari pagi?? Mamah dan Bapak tidak peduli dengan perut ini,
asalkan bisa melihat muka kalian berseri-seri menikmati makanan yang selama ini
dikhayalkan.
Wahai anakku, tidakkah kalian
ingat bagaimana rasanya es krim yang kalian beli dari uang yang kalian tabung
dua atau lima ratus rupiah setiap hari, sehingga di hari minggu kalian bisa
membeli es krim yang harganya hanya 2 ribu?? Atau roti tawar yang murah, namun
kita tidak juga mampu membelinya, dan kalaupun bisa membelinya, kita selalu
berebut saat memakannya. Tidakkah kalian ingat ketika Bapak pulang roti itupun
sudah ludas dimakan kalian, dan bapak hanya bisa mengerutu...
Wahai anakku, tidakkah kalian
tahu bahwa mamah bukannya tidak peduli dengan perkataan orang-orang bahwa mamah
dan bapak adalah orang tua yang tidak peduli dengan anak-anaknya karena
membiarkan anak-anaknya terseok-seok naik sepeda ke sekolah?? Teteh dengan
gagahnya membonceng dede yang masih kecil, melintasi gang demi gang agar bisa
bersekolah, lalu menyeberangi jalan raya tanpa rasa takut. Mamah lakukan itu
karena tidak memiliki uang untuk naik angkot atau bayar ojek seperti orang
lain.
Wahai anakku masih banyak
sebenarnya kenangan buruk kita di masa silam, namun sebenarnya indah saat
dikenang. Anakku, kenangan ini mamah tulis sambil meneteskan air mata sedih dan
bahagia. Namun bukan air mata dan kesedihan sesungguhnya yang ingin mamah
sampaikan, sebab saat ini kita mungkin tidak lagi merasakan kesulitan-kesulitan
itu, namun ingatlah Nak, bahwa pengalaman itu sangat berharga untuk kita kenang
sehingga kita menyadari siapa sesungguhnya diri ini.
Wahai anakku, kenangan ini mamah
tuliskan agar kalian senantiasa bersyukur atas kasih dan sayang Allah dengan
memberikan kita nikmat dan karuniaNya. Kalian juga harus ingat bahwa manusia
yang sejati adalah manusia yang mampu melewati ujian kehidupan saat ia datang
menerpanya. Bahagia itu tidak datang begitu saja, kitalah yang mengusahakannya.
Usaha dan perjuangan itulah sesungguhnya yang menjadi penilaian di mata Allah
SWT.
Salam sayang untuk
Teteh dan Dede
0 komentar:
Posting Komentar