Social Icons

CAHAYA SEJATI BERSUMBER DARI NURANI

Jumat, 11 September 2015

SERBA SERBI BAHASA ARAB



MEMAHAMI KATA DAN MAKNA AL-ABADI, AL-AZALI, AL-AMADI, DAN AL-SARMADI (الأبدى,  الأزلي, الأمدى, dan السرمدى.)



Pernahkah anda mendengar kata abadi dan azali dalam bahasa Indonesia. Jawabnya, tentu saja pernah mendengar atau bahkan sering menggunakan kedua kata tersebut. Kedua kata tersebut juga bisa kita temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam KBBI kata abadi diartikan dengan kekal; tidak berkesudahan, sedangkan kata azali diartikan dengan bersifat azal; bersifat kekal. Berdasarkan pengertian tersebut maka kita memahami bahwa abadi dan azali memiliki makna yang sama yaitu sesuatu yang bersifat kekal. Benarkah demikian maknanya? 

Bila kata abadi dan azali sudah familiar di telinga bahkan dimasukan dalam KBBI, apakah pernah mendengar kata amadi dan sarmadi. Mungkin sebagian menjawab ya dan sebagian lagi tidak. Ya, memang kedua kata tersebut bila anda mencarinya tidak ditemukan dalam KBBI, namun bagi yang memahami bahasa Arab dan sering membaca al-Qur’an, kedua kata tersebut sudah familiar.
  
Lalu apa perbedaan keempat kata tersebut, yaitu abadi, azali, amadi, dan sarmadi?
Keempat kata tersebut yaitu abadi, azali, amadi, dan sarmadi berasal dari bahasa Arab yaitu  الأبدى,  الأزلي, الأمدى, dan السرمدى

Al- abadi (الأبدى) dalam kamus bahasa Arab diartikan dengan sesuatu yang tidak akan berakhir atau kekal (الذى لا نهاية له). Dengan demikian kata abadi digunakan untuk menyifati sesuatu (benda, sifat, keadaan, dll) yang sebelumnya tiada, dan keberadaan selanjutnya tidak akan berakhir atau kekal adanya. Dalam al-Qur’an sifat abadi di antaranya digunakan untuk menggambarkan kondisi penghuni surga dan neraka kelak di akhirat seperti terdapat pada kedua ayat berikut ini:     
قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١٩ المائدة﴾
Allah berfirman, "Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung."

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ﴿ الجن: 23﴾
“Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya[11], maka sesungguhnya dia akan mendapat (azab) neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.”

Kata al-Azali (الأزلي) dalam kamus bahasa Arab diartikan sebagai sesuatu yang tidak ada permulaannya (الذى لا بداية له). Secara teologis sifat al-Azali  hanya merujuk pada Tuhan, sedangkan al-abadi selain digunakan untuk menyifati Khalik juga dapat menyifati makhluk. Kata al-Azali ataupun derivasinya tidak ditemukan dalam al-Qur’an. 

Kata ke-3 yaitu al-amadi dalam kamus diartikan dengan masa antara permulaan dan akhir (ما بين بداية ونهاية). Bisa juga dikatakan sebagai sesuatu yang membentang antara awal kajadian hingga akhir peristiwa. Kata al-amadi dalam al-Qur’an dapat ditemukan dengan kata amadan أَمَدًا  sebagai hal (kata yang menerangkan keadaan) seperti halnya kata abadan (أَبَدًا). Di antara ayat al-Qur’an yang mengandung makna al- amadi  atau amadan seperti terdapat pada ayat berikut ini:   
قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا ﴿٢٥ الجن﴾
Katakanlah: "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang?"

Kata yang terakhir yang juga terkait dengan waktu adalah al-sarmadi (السرمدى). Dalam kamus Bahasa Arab al-sarmadi diartikan dengan sesuatu yang tidak ada permulaan dan tidak juga ada akhirnya  (الذى لا بداية ولا نهاية). Kata ini bisa ditemukan dalam al-Qur’an dengan kata sarmadan (سَرْمَدًا) yang menerangkan keadaan waktu yang tiada ada pangkal dan akhirnya. Kedua ayat di bawah ini menjelaskan makna kata al-sarmadi dalam bahasa Arab:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ ﴿٧١ القصص﴾
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?"
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ ﴿٧٢ القصص﴾
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"

Pada kedua ayat di atas kata sarmadan () diartikan dengan terus menerus, yang artinya tidak tahu kapan diawali dan diakhiri, kapan siang akan berakhir dan kapan pula malam akan berakhir, siang terus menerus dan malam juga demikian. Bila Tuhan menghendaki...Wallahu a’lam
 

Sample text

Sample Text

 
Blogger Templates